ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DYSPEPSIA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang PKL
Perkembangan ilmu teknologi yang pesat saat ini mengharuskan kita untuk lebih membuka diri dalam menerima perubahan-perubahan  yang terjadi akibat kemajuan dan perkembangan tersebut,namun yang terjadi adalah adanya persaingan yang sedemikian ketatnya dalam dunia kerja karena keterbatasan sumber daya yang ada. Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu wadah yang membantu seseorang untuk ikut kedalam suatu ruang lingkup dunia kerja, sehingga akan timbul keterampilan-keterampilan baru yang belum pernah didapat disekolah, keterampilan tersebut dapat menjadi modal untuk bersaing dalam dunia kerja.

1.2      Tujuan Pembuatan  Laporan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang diwajibkan kepada setiap siswa, setelah pelaksanaan kegiatan tersebut selesai siswa diwajibkan untuk membuat laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)  dimana laporan tersebut  bertujuan sebagai bukti bahwa siswa telah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama waktu yang telah ditentukan juga sebagai pengalaman didunia kerja setelah lulus nanti.


1.3      Tujuan Kegiatan PKL
Dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) didalamnya memiliki berbagai macam tujuan antara lain:
1.3.1        Mendorong siswa/siswi untuk berjiwa swasta dan mandiri
1.3.2        Menambah wawasan dan pengalaman sebagai bahan perbandingan antara teori yang didapat disekolah dengan ditempat praktek kerja lapangan sesungguhnya
1.3.3        Menambah keterampilan siswa/siswi dalam bidang keperawatan

1.4      Manfaat PKL
Manfaat adanya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1.4.1        Menjadikan siswa/siswi lebih terampil dalam bidang keperawatan
1.4.2        Siswa/siswi juga mendapat wawasan baik disekolah maupun ditempat kerja
1.4.3        Melatih kedisplinan dan tanggung jawab terhadap tugas yang di terima

1.5      Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilakukan pada tanggal 6 Maret- 28 Maret 2013 di RS Tk IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang. Dengan pembagian shift sebagai barikut:
Shift Pagi   :  07.00 – 14.00
Shift Siang :  12.00 – 18.00
BAB II
GAMBARAN UMUM RS TK.IV DAAN MOGOT  KESDAM JAYA TANGERANG

2.1         Sejarah Singkat RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang
RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang diresmikan pada permulaan bulan Januari tahun 1964 oleh Ibu Umar Wirahadikusumah dengan nama Rumah Bersalin Persit Sih Mitra Jaya. Status kepemilikan tanah belum jelas (tidak ada yang mempunyai akta).
RS Tk.IV Tangerang diberi nama menjadi RS Tk.IV Daan Mogot Tangerang sesuai sesuai keputusan Pangdam Jaya Nomor : Skep/500/VIII/2000 tanggal 29 Agustus 2000.

2.2         Visi Dan Misi RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang
VISI
Menjadikan Rumah Sakit Daan Mogot sebagai RS andalan dan kebanggaan prajurit, PNS dan keluarga serta masyarakat Kota Tangerang.
MISI
Memberikan dukungan dan pelayanan kesehatan yang optimal bagi prajurut, PNS dan keluarga serta masyarakat umum dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.


2.3         Motto RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang
RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang memiliki Motto yaitu Sembuhmu Senyumku

2.4         Keadaan Geografis RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang
RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang terletak di Jalan Daan Mogot No.59 Tangerang

2.5         Pembagian Ruangan RS Tk.IV Daan Mogot Kesdam Jaya Tangerang
2.5.1        Untuk Pelayanan Medis:
a.       Ruang Rawat Inap:
·         Ruang Perawatan Umum
·         Ruang Perawatan Anak
·         Ruang Perawatan Kebidanan
·         Ruang Perawatan Kartika/VVIV
b.      Rawat Jalan
·         Klinik Umum
·         Klinik Gigi
·         Klinik KB/KIA
·         Klinik Kandungan
·         Klinik Anak
·         Klinik Bedah
·         Klinik Internis
·         Klinik Radiologi
·         Klinik Mata
·         Klinik Akupunktur & Hypnotherapy
·         Klinik Fisiotherapi
c.       Gawat Darurat
d.      Kamar Bedah
e.       Bersalin
2.5.2         Pelayanan Penunjang Medis:
·         Laboratorium
·         USG
·         EKG
·         Rontgen
2.5.3             Pelayanan Penunjang Perawatan
·         Dapur/Laundry
·         Rumah Obat/Unit Farmasi
2.5.4             Pelayanan Administrasi
·         Administrasi Kesehatan
·         Administrasi Penderita Dinas
·         Administrasi Penderita Masyarakat Umum




BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1   Definisi Dyspepsia
Dyspepsia berasal dari bahasa Yunani, “Dys” berarti “sulit” dan “Pepse” berarti “pencernaan” (N.Talley, et al., 2005). Dyspepsia merupakan kumpulan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) kini tidak lagi termasuk dispepsia. (Mansjoer A edisi III, 2000 hal : 488)
Dyspepsia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri/rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada yang biasanya timbul setelah makan. Penyakit refluks gastroesofageal adalah salah satu penyebab dyspepsia yang paling umum. Penyebab-penyebab utama lainnya antara lain makan terlalu banyak, makan terlalu cepat dan mengabaikan proses pengunyahan dan pencernaan melalui kelenjar liur dari makanan yang tepat. Dyspepsia terjadi ketika otot-otot dari organ saluran pencernaan atau saraf-saraf yang mengendalikan organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik.. dyspepsia adalah penyakit kronis yang biasanya berlangsung bertahun-tahun, bahkan bisa seumur hidup.
Sumber lain mengatakan bahwa Dyspepsia adalah suatu penyakit saluran cerna yang disertai dengan nyeri ulu hati (epigastrium) mual, muntah, kembung, rasa penuh atau rasa cepat kenyang dan sendawa. Dyspepsia sering ditemui di kehidupan sehari-hari, keluhan ini sangat bervariasi, baik dalam jenis gejala yang ada maupun intensitas gejala tersebut dari waktu kewaktu (Kapita Selekta Kedokteran).
Dapat disimpulkan  bahwa Dyspepsia merupakan kumpulan keluhan yang meliputi rasa nyeri pada ulu hati, perih, mual, rasa panas di dada, anoreksia, lekas kenyang, kembung dan regurgitas akibat gangguan sistem pencernaan.
Batasan dyspepsia terbagi atas dua yaitu:
a.       Dyspepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya
b.      Dyspepsia non organik, atau Dyspepsia fungsional , atau Dyspepsia Non Ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.

3.2   Etiologi
Kebiasaan makan secara tidak teratur, akan dengan cepat terkena penyakit dispepsia, sehingga lambung memproduksi asam lambung yang berlebih, perubahan pola makan, terlalu banyak makan atau minum-minuman yang mengandung kafein, pengaruh obat-obatan yag diminum secara berlebihan dan dalam waktu yang lama,Alkohol dan nikotin rokok, Stress, Tumor atau kanker saluran pencernaan. Penyebab lainnya adalah:
a.       Infeksi Bakteri Helicobacter Pylori.
b.      Menderita Gastritis
c.       Menderita Hiatus Hernia
d.      Menderita Kanker Esofageal
e.       Menderita Kanker Gaster
f.       Menderita Penyakit Refluks Gastroesofageal
g.      Menderita Ulkus Peptikum
h.      Penggunaan Antibiotik
i.        Penggunaan Obat Anti Peradangan
j.        Penggunaan Obat Anti Peradangan Non-Steroid
k.      Ulkus Duodenum
3.3   Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala dyspepsia yang mungkin timbul:
a.     Nyeri perut (abdominal discomfort)
b.    Rasa perih di ulu hati
c.     Mual, kadang-kadang sampai muntah
d.    Nafsu makan berkurang
e.     Rasa lekas kenyang
f.     Perut kembung
g.    Rasa panas di dada dan perut
h.    Regurgitas (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
i.      Kulit kering
j.        Pembuluh darah yang bengkak/melebar pada bagian putih mata,   yang menyebabkan mata terlihat merah (mata merah)
k.    Rasa sakit pada bagian atas perut

3.4   Pencegahan dan Pengobatan
1.         Pencegahan
Dyspepsia dapat dicegah dengan: hindari berolahraga setelah makan, menerapkan diet makanan lembut, pola makan yang normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar asam tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok, bila harus minum obat karena sesuatu penyakit, misalnya sakit kepala, gunakan obat secara wajar dan tidak mengganggu fungsi lambung.
2.         Pengobatan
a.         Pengobatan non farmakologis
1)   Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2)   Menghindari faktor resiko seperti alkohol, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stress
3)   Atur pola makan
b.        Pengobatan farmakologis
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat di mengerti karena proses patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70% kasus DF reponsif terhadap placebo.
Obat-obatan yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung) golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan prokonetik (mencegah terjadinya muntah)



BAB IV
URAIAN KASUS
4.1   Asuhan Keperawatan Dispepsia
1.      Data Pasien
Pasien Ny. P, berjenis kelamin perempuan, berusia 33 tahun, beralamat di Perum Puri Asih Blok E No 7, Pasar Kemis, beragama Islam, datang ke rumah sakit pada tanggal 13 Maret 2013 pada jam 10:30 WIB, alasan masuk rumah sakit dengan keluhan, mual, muntah, ulu hati terasa panas. Dx Medisnya adalah Dyspepsia. Pasien Ny. P, dirawat di ruang Hesti. Pemeriksaan Penunjang

Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Satuan
Ureum
23
20-40
Mg/dl
Asam urat
3,6
2,4-5,7
Mg/dl
Gula darah sewaktu
90
70-180
Mg/dl
Creatinin
0,8
0,8-1,5
Mg/dl

2.      Pengkajian
a.    Data Subjektif:
1)   Pasien mengatakan:”mual, muntah,dan ulu hati terasa panas”.
b.    Data Objektif
1)   Pasien terlihat lemas dan mual

3.    Masalah Pasien / Identifikasi Masalah
Gangguan pemenuhan nutrisi
4.    Diagnosa Keperawatan
Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dalam mual, muntah dan    penyakit yang diderita
5.    Rencana keperawatan
a.    Kaji mual, muntah pasien
b.    Anjurkan pasien banyak minum
c.    Anjurkan pasien makan dalam keadaan hangat
6.    Implementasi Keperawatan
No
Hari/Tanggal/Jam
Tindakan
Paraf
A
Kamis/14-03-13/10:30
-          Mengkaji mual, muntah pasien
S : Pasien mengatakan.”sudah tidak mual, muntah, tetapi ulu hati masih terasa panas.”
O : pasien terlihat makan habis ¼ porsi








Maya Surya Miranti



7.    Evaluasi
S : Pasien mengatakan.“ sudah tidak mual dan muntah tetapi ulu hati masih terasa panas.
O : Pasien terlihat sudah tidak lema, makan habis ¼ porsi
A : Masalah teratasi sebagian
P`: Tindakan di lanjutkan



BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
5.1.2 Kesimpulan Kasus
Dyspepsia merupakan kumpulan atau gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak atau sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus. Pada kasus yang diambil penulis kali ini yaitu pada pasien Ny.P mengalami dyspepsia disebabkan karena mual, muntah,dan ulu hati terasa panas.Sebagai langkah lanjut untuk menangani dyspepsia dapat dilakukan pengobatan sebagai berikut :
a.          Pengobatan non farmakologis
1)   Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2)   Menghindari faktor resiko seperti alkohol, obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stress
3)   Atur pola makan
b.         Pengobatan farmakologis
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat di mengerti karena proses patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan bahwa sampai 70% kasus DF reponsif terhadap placebo.



5.2  Saran
1.    Saran-saran untuk pihak RS
Terimakasih untuk pihak rumah sakit yang telah membimbing penulis selama melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Adapun saran untuk pihak RS sebagai berikut:
a.       Membatasi pengunjung RS agar tidak menumpuk di ruang perawatan
b.      Lebih banyak melibatkan siswa dalam melakukan tindakan, agar jam kerja dapat diisi dengan penuh tanpa ada waktu kosong yang dibuang percuma
2.    Saran-saran untuk pihak sekolah
Terimakasih untuk pihak sekolah yang telah membimbing penulis sebelum melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL). Adapun saran untuk pihak sekolah sebagai berikut:
a.       Pihak sekolah agar dapat memantau kegiatan siswa/siswi yang melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbuldapat dipecahkan bersama
b.      Pemberitahuan tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) diumumkan jauh-jauh hari agar siswa dapat mempersiapkan diri lebih baik.
3.      Saran untuk peserta Praktek Kerja L;apangan (PKL) yang akan datang
Adapun saran untuk peserta Praktek Kerja L;apangan (PKL) yang akan datang adalah:
a.       Lebih mempersiapkan diri lagi sebelum melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
b.      Harus lebih baik lagi dari peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang sekarang
c.       Lebih aktif lagi selama melakukan kegiatan Praktek Kerja L;apangan (PKL)
d.      Menjaga nama baik diri sendiri, sekolah, puskesmas, maupun RS


Comments

Popular posts from this blog

5 Tips memilih bingkai kacamata sesuai bentuk wajah

CONTOH ESAI TENTANG NASIONALISME

Teman Yang Baik Membawamu ke Surga